oleh : Wiarsih Asikin
SEBETULNYA lamaran yang dikirim Sembilan bulan silam, sudah
dianggap tidak ada dan Japra tidak lagi berharap dapat panggilan. Sebab, saat
dia merindukan panggilan lewat pos, tukang pos selalu hanya lewat tapi tak
pernah mengantar surat panggilan untuk Japra.
Makanya, pas tukang pos mampir ke rumah
Japra dan menyatakan ada surat buat Japra, yang terpikir oleh Japra surat itu
datang dari Amerika. Tepatnya, dari mister Presiden Amrik yang kembali terpilih
alias mister Barack Obama. Maklum, sebelum pemilu di AS berlangsung, Japra
kirim surat kepada beliau, yang isinya memohon bantuan dana untuk memperbaiki
jalan rusak di daerahnya, karena selama bertahun tahun jalan rusak tak pernah
diperbaki oleh Pemda. Padahal, retribusi kendaraan angkutan dipungut secara
rutin.
Namun, dugaan Japra keliru. Surat yang
baru saja diterima bukan dari mister preside asal USA. Tapi surat panggilan dari
perusahaan yang Sembilan bulan silam dilamar tapi baru hari itu memanggil Japra
agar segera datang esok untuk mengikuti test.
Haruskah Japra datang memenuhi panggilan
dari PT Cipoa Seumur Umur, yang berkantor di Jalan Lupa Ingatan Gang Lupa Bayar
Utang No 17? Lantas kalau dia diterima, bagaimana kalau esok lusa dia disuruh
datang ke Amerika untuk menerima dana dari sang Presiden yang hobi ngebakso dan
nikmati nasi goring khas Indonesia?
Brengseknya, dua anaknya yang tahu
bapaknya dipanggil untuk tes, girangnya setengah koit. Saking girang, para
tetangga dikabarkan dan tanpa ragu,. Kedua anaknya minta ke para tetangga untuk
ikut berdoa, agar bokapnya diterima kerja dan bebas dari statusnya yang ngangur
sejak kena PHK.
JAPRA bukan tidak terharu. Cuma, mestinya
kedua anaknya berkonsultasi lebih dahulu. Jangan malah ngobral info Japra dapat
surat panggilan untuk test dengan begitu saja. Soalnya, kalau testnya lulus. Kalau
nggak lulus, kan yang nantinya ia rasakan : pasti mokal seberat beratnya. Maklum,
Japra yang waktu sekolah jarang baca buku, sudah sekian lama makin malas baca
buku. Tapi,lantaran sudah terlanjur, JAPRA nggak bisa bilang apa-apa
Besok paginya, Japra juga nggak bisa
bilang apa-apa, ketika para tetangga segang berdatangan ke rumah. Mereka tak
hanya mengucapkan selamat mengikuti test, karena atas permintaan anak Komeng,
para tetangga juga menggelar doa bersama. Mereka ikhlas mendokan, agar Komeng
lulus dan mulai kerja.
Tentu saja Japra jadi sangat kepengen
terharu. Sebab, kalau nggak kepengen terharu, dia kuatir tetangga menganggapnya
menyepelekan partisipasi mereka, yang berharap Japra segera kembali bekerja agar
para tetangga jadi bebas dari beban membantu Japra yang sejak di PHK selalu
dalam kondisi krisis ekonomi.
Japra pun lantas melangkah dari rumah dengan
semangat menggebu. Tentu saja bukan ke gedung DPR yang anggotanya banyak yang
sudah ditangkap oleh KPK dan ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Japra,
menuju kantor PT Cipoa Seumur-Umur.
Begitu sampai, JAPRA langsung nemuin
Kepala Personalia, yang menanda-tangani surat panggilan untuk mengikuti test di
kantornya..
Setelah duduk, JAPRA kaget.
Soalnya, kepala personalia malah marah-marah.
"Kamu tidak boleh ikut test,
karena belum melampirkan pas photo," kata kepala personalia yang sebelum
marah, ia minta maaf karena harus meralat surat panggilan yang mestinya
berbunyi tolong lengkapi pas foto anda dan bukan untuk mengikuti test
"Lhooo, waktu melamar, saya
sudah lengkapi semua pak. Itu apa? " Kata JAPRA, sambil menunjuk pas foto
ukuran 3 x 4 yang menyatu di berkas lamarannya
"Ini memang fas foto
anda," sahut pak personalia. " Cuma, yang anda kirim, kan, tiga
lembar dan ukurannya tiga kali empat. Sedangkan syarat yang kami pinta, cuma
dua lembar. "
" Waah, foto yang saya kirim
malah lebih, dong, pak ?"
"Memang lebih. Tapi, yang kami
minta, kan, dua lembar pas foto yang ukurannya tiga kali lapangan sepakbola,
" tegas pak personalia
JAPRA bengong. Dia dak sanggup
bilang apa-apa, karena yakin, pak Kepala Personalia pasti gendengnya lagi kumat.
Belum ada tanggapan untuk "KETIKA JAPRA RINDU DAPAT KERJA"
Post a Comment