MELANGKAH LAGI

oleh : Wiarsih

        LANGKAH kehidupan tak boleh berhenti diayunkan, kecuali satu hal, dijemput ajal. Jika sudah sampai ke sana, ke pemakaman pun harus diusung oleh handai taulan yang mengantar dengan segenap duka cita.
        Namun, kesadaran kita masih harus tetap mengayunkan langkah, harus dijadikan pemicu untuk melangkah dengan keyakinan yang tinggi. Tanpa hal itu, kemungkinan merasa kalah dan akhirnya berputus asa, akan menyergap. Dan ketika kondisi itu tercipta, yang kemudian timbul adalah sikap skeptis. Sikap yang sesungguhnya sangat tidak etis, karena cuma membuat kita merasa sudah kalah dan kehilangan arah.
       Padahal, merasa kalah itu nista. Begitupun jika berputus asa.
       Merasa kalah dan berputus asa, tidak pernah direkomendasikan untuk dihidupkan. Yang direkomendasikan, manusia harus membangun semangat dan menjadikan optimisme sebagai sarana untuk mencapai kepentingan dunia, dan yang paling utama untuk mencapai kepentingan akhirat.
       Di tahap ini, siapapun dipersilahkan untuk menentukan apakah yang ingin dicapai hanya dunia atau hanya akhirat. Bahkan, juga sangat direkomendasikan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebab, kebahagiaan tak hanya hari ini. Kelak, manusia pun layak bahagia karena setelah wafat, ada kehidupan abadi. Dan kebahagiaan akhirat, tentu saja jauh lebih kekal dari kehidupan di dunia, karena sesungguhnya, di kampung akhirat, manusia menikmati hidup yang sesungguhnya.
       Hidup kekal dan abadi. Hidup yang bisa dinikmati oleh setiap individu berdasarkan bekal yng dibawa dari atau selama manusia menjalani hidup di dunia. Dan, sebagaimana di dunia, di kampung akhirat, tak cuma ada yang menikmati kebahagiaan yang sangat kekal. Tapi juga ada yang menikmati penderitaan tiada henti. Penderitaan yang boleh jadi sangat disesali namun tak bisa lagi diperbaiki, karena bahagia dan derita di kampung akhirat, ditetapkan berdasarkan bekal yang dibawa oleh setiap hamba, yang diminta pertanggung-jawaban oleh Sang Pencipta atas apa yang selama hidup di dunia dilakukan oleh manusia
       Kelak, entah kebahagiaan entah penderitaan yang akan kita nikmati dalam kehidupan abadi, di kampung akhirat.
       Hanya, saat ini, yang sangat perlu kita lakukan adalah melangkah dan melangkah lagi. Melangkah berdasarkan apa yang kita inginkan dan senantiasa kita cita citakan. Siapa pun bebas mengayunkan langkah dan dipersilahkan untuk membawa langkah masing masing ke arah yang ingin dicapai
       Benarkah bisa sebebas seperti yang diinginkan oleh setiap individu?
       Yaaa... Sangat seperti itu.
       Sebab, Tuhan tidak memaksa hambanya ingin kemana. Setelah memberi petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang diwajibkan dan apa yang harus ditinggalkan, Sang Maha Pencipta mempersilahkan hambanya untuk memilih.
       Mau jadi koruptor agar bisa bermewah mewah sehingga leluasa menikmati kebahagiaan di dunia dengan tumpukan harta, silahkan. Tak ada yang melarang, dan selama tak terendus oleh KPK, silahkan saja. Hanya, kelak harus siap mempertanggung-jawabkan langkah yang diambil saat di dunia
       Mau jadi apapun, adalah pilihan setiap individu.
       Dan masing masing individu yang memilih jalan dalam kehidupan dunianya, dipersilahkan melangkah dengan bebas. Untuk yang paham dan sadar di setiap langkah pasti ada rambu rambu yang mengatur kebebasan, tentu akan melangkah dengan hati hati dan mengikut sertakan suara hati. Bagi yang ingin melanggar setiap rambu yang telah ditetapkan, baik oleh undang undang yang dibuat oleh negara maupun Pencipta Alam Semesta, melangkahlah menurut kehendak pribadi.
      Tetaplah melangkah dan ayunkan langkah dengan seksama, dan ikutilah irama yang menggeliat di jiwa.
         

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "MELANGKAH LAGI"

Post a Comment