JANGAN BILANG AKU TAK MENCINTAIMU (2)

oleh : Wiarsih Asikin

DUA

       MESTINYA, setelah diberitahu dan diperkenalkan oleh putrinya, bu Nurhayati segera dan secepatnya mengambil alih masalah dengan mempersilahkan Yudha duduk atau meski pun harus tetap berdiri, bu Nurhayati nanya itu nanya ini dan sebagainya, lalu mengambil keputusan untuk langsung menerima atau menolak, atau bisa saja berbasa basi nanti segera diberitahu via telpon apakah pelamar di terima atau ditolak.
      " Mama... berhadapan dengan cowok ganteng kok kayak kesambet setan lewat, sih," kata Mentari.
      Bu Nurhayati baru tersadar kalau dirinya memang seperti yang dikatakan putrinya. Itupun lantaran Mentari mengingatkan sembari mencubit pinggangnya.
Kalau tidak ? Tak tahu apa yang lantas dilakukan bu Nurhayati, karena dia begitu tercengang saat menatap Yudha.
      Meski begitu. beliau tak kehilangan akal untuk menutupi rasa malunya.
      " Mama bukan tercengang. Tapi begitu melihat wajah dik Yudha, tiba tiba mama teringat seorang sahabat mama saat SMU. Wajahnya miriiiiiiiiip banget. Malah, mama sempat berkata dalam hati, jangan jangan yang berdiri di hadapan mama putranya. Atau foto copinya. Cuma, apa mungkin anak teman mama mau melamar jadi sopir"
      " Ingat yaa, ma. Sekali lagi ketahuan Tari sikap mama seperti barusan, bakal tari laporkan langsung ke Papa," ancam Tari.
      Entah serius, entah dua rius atau malah sekedar canda. Yang jelas, setelah itu Tari bergegas beranjak dan masuk ke kamarnya.
      Yudha yang sejak tadi berdiri, sama sekali tak bereaksi apapun. Dia menganggap hal yang baru saja terjadi dan terekam jelas lewat mata elangnya, adalah hal biasa. Peristiwa yang tak perlu dicatat ke dalam buku harian atau ingatan.
      Meski begitu, Yudha segera memanfaatkan peluang untuk segera duduk, setelah bu Nurhayati mempersilahkan dirinya untuk duduk.
      " Kamu serius mau melamar jadi sopir untuk keluarga kami?" Tanya Bu Nurhayati, yang sudah bisa mengembalikan citra dirinya sebagai nyonya rumah yang memasang iklan di media karena membutuhkan seorang supir
     "Sangat serius bu. Sebab, saya memang butuh pekerjaan," sahut Yudha
     " Kamu sudah pengalaman sebagai driver?"
     " Mudah mudahan bu"
     "Lhooo, kok jawabnya mudah mudahan, sih ?"
     "Maksud saya, saya memang harus jawab sudah pengalaman. Tapi, saya lebih suka kalau ibu meminta saya untuk langsung membuktikan, dengan begitu ibu bisa menilai apakah saya pantas dan layak jadi supir untuk keluarga di rumah ini " ungkap Yudha
      Jawaban Yudha, membuat bu Nurhayati jadi terpikat untuk memenuhi permintaan Yudha. Lagi pula, bukankah ia memang ke mall dan sebelumnya bisa sekalian mengantar Tari ke kampusnya.
      Dari sana, Bu Nur bisa membuktikan dan sekaligus menilai, apakah Yudha yang terbilang masih muda, layak diterima sebagai sopir atau malah harus cari sopir lainnya yang lebih tua dan memang sangat berpengalaman.
      Tanpa buang waktu, Bu Nurhayati yang setuju memenuhi permintaan Yudha, segera menuju ke kamar putrinya untuk memberitahu kalau Mentari akan diantar langsung ke kampus oleh Yudha, yang malah minta diuji kemahirannya dalam mengendarai roda empat


Bersambung...........



       

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "JANGAN BILANG AKU TAK MENCINTAIMU (2)"

Post a Comment